Minggu, 04 Mei 2014

Halusinasi dan Cara Mengatasinya


Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) pasca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik. Penderita gangguan jiwa sering mempunyai gejala halusinasi. Halusinasi adalah adanya rangsangan indra yang tidak bisa dilihat atau dirasakan orang lain. Dengan kata lain, penderita gangguan jiwa sering mendengar suara (atau melihat sesuatu, merasa seperti ada yang menyentuhnya, atau merasakan sesuatu dilidah/mulut yang susah dijelaskan) yang sebenarnya berasal dari dalam dirinya sendiri.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu.
Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
Halusinasi secara umum dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lingkungan. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dirumah sakit jiwa ditemukan 85% pasien dengan kasus halusinasi.
Klasifikasi halusinasi sebagai berikut :
a. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
b. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
c. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak ada sumbernya.
d. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.
e. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual halusinasi ini disebut halusinasi heptik.
Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau bicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang di alaminya (apa yang di lihat, di dengar atau di rasakan).

Gejala yang muncul ketika seorang penderita mengalami halusinasi:
  • berjalan-jalan
  • tidak bisa diam, gelisah atau selalu bergerak
  • lebih banyak menarik diri dari pergaulan
  • banyak tidur
  • sibuk dengan pikirannya sendiri
  • berbicara sendiri atau menggumam sendiri
  • mudah tersinggung
Penanganan
Ketika anda tiba-tiba bisa mendengar suara saat tidak ada yang berbicara dan tidak ada orang lain yang mendengar suara tersebut. Atau Anda merasa melihat seseorang atau benda yang tidak dilihat atau tidak disadari oleh orang lain. Bahkan, saat Anda merasakan ada sesuatu yang menyentuh kulit, padahal tidak ada yang menyentuh Anda, itu juga bisa disebut halusinasi.
Namun pada beberapa kasus, halusinasi dapat terjadi akibat penyakit tertentu, seperti skizofrenia atau depresi yang sangat parah atau gangguan bipolar. Hal-hal sederhana seperti kurang tidur, demam, penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain, amfetamin, atau konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan halusinasi pada Anda. Cobalah konsultasi dengan ahli psikologi untuk mendapatkan perawatan psikologi secara klinis. Pengobatan hipnoterapi dapat membantu pasien mengendalikan halusinasi dengan penguatan pikiran alam bawah sadar, self talking, motivasi maupun terapi agama.

Cara mengatasi  gangguan halusinasi
  • Bila penderita sedang dalam keadaan relatif baik, ajak bicara/ diskusi dan tanyakan hal hal apa yang bisa membuatnya lebih nyaman dan mengurangi dampak dari halusinasi tersebut. Misalnya: tanyakan kapan atau pada kondisi seperti apa halusinasi tersebut muncul, kapan halusinasi itu jarang atau tidak muncul, dll.
  • Berikan rasa nyaman dan perlindungan
  • Kurangi rangsangan yang bisa mencetuskan halusinasi (suara TV atau radio yang terlalu keras, teriakan-teriakan, gaduh, banyak orang/ tamu, dll.
  • Identifikasi hal hal yang menjadi pemicu stress. Misalnya: banyak orang/ kerumunan orang di toko atau mall, beradu mulut, dimarahi, dll.
  • Ciptakan hal hal atau kegiatan yang bisa mengalihkannya dari halusinasi, seperti: melakukan kegiatan yang menyenangkan hatinya(bermusik, berkebun, menggambar, dll), melakukan pekerjaan rumah yang ringan, diajak ngobrol, mendengarkan radio atau melihat TV, dll.
  • Latihan teknik relaksasi
  • Berobat rawat inap di rumah sakit.
  • Minum obat sesuai perintah dokter dan kontrol berobat secara teratur. 
Demikian informasi mengenai halusinasi dan cara penangannya saran dan komentarnya sangat kami harapkan, terimakasih atas perhatiannya :)